Rabu, 10 Juli 2024

Mewujudkan Lampung yang Lebih Baik: Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

 



Lampung berkomitmen untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs) menjadi panduan utama dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan di wilayah ini sebagai upaya mewujudkan kehidupan yang lebih baik bagi seluruh masyarakatnya.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, Provinsi Lampung telah menerapkan berbagai program dan kebijakan strategis. Sahabat Kadin akan menguraikan lebih lanjut mengenai indikator pencapaian tujuan ini serta strategi yang diambil untuk memastikan keberlanjutannya berdasarkan Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Tahun 2023 yang diterbitkan BPS Lampung Juli 2024.

 

1. Mengakhiri Kemiskinan

Kemiskinan masih menjadi tantangan signifikan di berbagai wilayah di dunia, termasuk di Lampung. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan nasional di Lampung masih menunjukkan angka yang perlu perhatian serius.

Persentase Penduduk Miskin

Pada tahun 2023, persentase penduduk di Lampung yang hidup di bawah garis kemiskinan adalah sebesar 12,34%. Angka ini menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, dimana persentase kemiskinan tercatat sebesar 11,76%. Hal ini menandakan bahwa upaya untuk mengurangi kemiskinan perlu ditingkatkan melalui program-program pemberdayaan ekonomi yang lebih efektif.

Program Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah Provinsi Lampung telah meluncurkan beberapa program untuk mengatasi kemiskinan. Salah satunya adalah program bantuan sosial yang ditujukan untuk keluarga miskin. Selain itu, program pemberdayaan ekonomi berbasis masyarakat seperti pelatihan keterampilan dan bantuan modal usaha juga telah digencarkan untuk meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat.

2. Menghilangkan Kelaparan

Tujuan kedua dari TPB adalah menghilangkan kelaparan serta mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik. Provinsi Lampung memiliki tantangan dalam memastikan setiap warganya memiliki akses terhadap pangan yang berkualitas.

Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan

Menurut BPS, prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan di Lampung mencapai 8,5% pada tahun 2023. Prevalensi ini menunjukkan persentase penduduk yang mengonsumsi pangan di bawah standar kecukupan energi harian. Meski terjadi sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, angka ini masih perlu ditekan lebih lanjut melalui upaya peningkatan akses pangan yang merata.

Inisiatif Ketahanan Pangan

Untuk mengatasi masalah kelaparan, Lampung telah memperkenalkan berbagai inisiatif ketahanan pangan. Diantaranya adalah program peningkatan produktivitas pertanian melalui teknologi modern dan penyediaan bibit unggul. Selain itu, program distribusi pangan yang lebih efisien juga diimplementasikan untuk memastikan ketersediaan pangan di daerah-daerah terpencil.

3. Menjamin Kehidupan Sehat dan Sejahtera

Kehidupan sehat dan sejahtera merupakan salah satu tujuan utama yang hendak dicapai pada tahun 2030. Tantangan besar dalam mencapai tujuan ini adalah dampak dari pandemi Covid-19 yang telah mengganggu akses masyarakat terhadap layanan kesehatan.

Indikator Kesehatan Ibu dan Anak

Salah satu indikator penting dalam tujuan ini adalah proporsi perempuan yang melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan terlatih. Pada tahun 2023, sebanyak 92,5% perempuan di Lampung melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan terlatih, menunjukkan peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya 89,3%.

Program Kesehatan

Program-program kesehatan di Lampung difokuskan pada peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan. Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan pembangunan fasilitas kesehatan di daerah-daerah terpencil menjadi prioritas utama. Selain itu, kampanye kesehatan yang melibatkan masyarakat juga gencar dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya hidup sehat.

4. Pendidikan Berkualitas

Menjamin Pendidikan yang Inklusif dan Merata

Pendidikan berkualitas merupakan landasan utama dalam pembangunan berkelanjutan. Di Provinsi Lampung, upaya untuk meningkatkan akses dan mutu pendidikan terus dilakukan. Salah satu indikator keberhasilan adalah peningkatan angka melek huruf penduduk berusia 15 tahun ke atas yang mencapai 97,33% pada tahun 2023. Peningkatan ini menunjukkan adanya upaya yang konsisten dalam menyediakan pendidikan yang inklusif dan merata bagi seluruh masyarakat, tanpa memandang latar belakang sosial dan ekonomi.

Tantangan dalam Mewujudkan Pendidikan Berkualitas

Namun demikian, tantangan masih ada. Disparitas pendidikan antarwilayah di Lampung menjadi salah satu isu yang perlu diatasi. Kabupaten Way Kanan, misalnya, memiliki angka melek huruf yang lebih rendah dibandingkan daerah lain di provinsi ini. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang lebih spesifik dan terarah untuk memastikan bahwa semua anak di Lampung mendapatkan akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas.

5. Kesetaraan Gender

Peningkatan Peran Perempuan dalam Posisi Manajerial

Kesetaraan gender merupakan elemen krusial dalam mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Di Lampung, proporsi perempuan yang menduduki posisi manajerial mengalami peningkatan dari 22,31% pada tahun 2015 menjadi 32,67% pada tahun 2023. Peningkatan ini mencerminkan adanya kemajuan dalam pemberdayaan perempuan dan pengakuan atas kontribusi mereka dalam berbagai sektor.

Mengatasi Tantangan Kesetaraan Gender

Meski demikian, tantangan kesetaraan gender masih perlu dihadapi. Salah satu isu utama adalah tingginya angka pernikahan dini yang dapat menghambat perempuan untuk mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Menurut data, proporsi perempuan yang menikah sebelum usia 18 tahun masih menjadi perhatian. Oleh karena itu, program-program yang mendukung pendidikan dan pemberdayaan perempuan harus terus ditingkatkan untuk mencapai kesetaraan gender yang sesungguhnya.

6. Air Bersih dan Sanitasi Layak

Meningkatkan Akses terhadap Air Bersih dan Sanitasi

Akses terhadap air bersih dan sanitasi layak adalah hak fundamental bagi semua individu. Di Lampung, upaya untuk meningkatkan akses ini dilakukan melalui berbagai program dan inisiatif. Pada tahun 2023, persentase rumah tangga yang menggunakan layanan air minum yang dikelola secara aman meningkat, menunjukkan adanya kemajuan dalam penyediaan infrastruktur air bersih.

Tantangan dalam Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi

Namun, tantangan besar masih ada. Penyediaan air bersih dan sanitasi yang merata di seluruh wilayah Lampung memerlukan investasi yang signifikan dalam infrastruktur dan teknologi. Selain itu, perlu adanya edukasi masyarakat mengenai pentingnya sanitasi yang baik untuk kesehatan dan kesejahteraan. Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah dan partisipasi aktif masyarakat, tujuan ini diharapkan dapat tercapai dalam waktu yang lebih cepat.

7. Energi Bersih dan Terjangkau

Pembangunan berkelanjutan di Provinsi Lampung menitikberatkan pada peningkatan akses energi bersih dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat. Tanpa adanya energi yang andal dan murah, upaya pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan sosial tidak akan efektif. Dalam rangka mewujudkan hal ini, penggunaan teknologi energi terbarukan yang modern menjadi salah satu solusi utama.

Indikator Rasio Elektrifikasi

Salah satu indikator penting dalam mencapai tujuan ini adalah rasio elektrifikasi. Rasio elektrifikasi diukur dari perbandingan jumlah pelanggan rumah tangga berlistrik dengan total jumlah rumah tangga. Pada tahun 2022, rasio elektrifikasi di Provinsi Lampung mencapai 98,7%, menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan ini merupakan hasil dari berbagai program pemerintah dalam memperluas akses listrik, baik melalui jaringan PLN maupun inisiatif listrik non-PLN seperti pemanfaatan energi terbarukan di daerah terpencil.

8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan adalah kunci untuk menciptakan lapangan kerja yang produktif dan layak bagi semua. Di Provinsi Lampung, berbagai upaya telah dilakukan untuk mencapai tujuan ini, termasuk peningkatan investasi dan pemberdayaan sektor-sektor potensial seperti pariwisata.

Laju Pertumbuhan PDRB Per Kapita

Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per kapita menjadi salah satu indikator utama dalam menilai kinerja ekonomi daerah. Pada tahun 2023, laju pertumbuhan PDRB per kapita Provinsi Lampung tercatat sebesar 3,34%, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 serta peningkatan aktivitas ekonomi di berbagai sektor. Sektor pariwisata, misalnya, telah menunjukkan pemulihan dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan nusantara yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah.

9. Industri, Inovasi, dan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur yang tangguh, peningkatan industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, serta dorongan inovasi merupakan aspek penting dalam tujuan ini. Infrastruktur yang baik akan mendukung aktivitas bisnis dan masyarakat, sementara inovasi akan memperluas kemampuan teknologi industri.

Proporsi Nilai Tambah Sektor Industri Manufaktur terhadap PDB

Industri manufaktur memainkan peran penting dalam perekonomian Provinsi Lampung. Proporsi nilai tambah sektor industri manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator yang menunjukkan kontribusi sektor ini terhadap ekonomi daerah. Pada tahun 2023, nilai tambah sektor industri manufaktur menyumbang sekitar 12,5% terhadap PDB Provinsi Lampung. Peningkatan nilai tambah ini mencerminkan adanya perkembangan positif dalam sektor industri yang didorong oleh berbagai kebijakan pemerintah dan investasi swasta.

Melalui penguatan sektor-sektor strategis dan peningkatan inovasi, Provinsi Lampung diharapkan dapat mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

10. Mengurangi Ketimpangan

Mengurangi ketimpangan, baik dalam satu negara maupun antarnegara, adalah tujuan yang krusial dalam pembangunan berkelanjutan. Ketimpangan yang tinggi dapat mengancam stabilitas sosial dan ekonomi, serta menghambat penurunan kemiskinan. Oleh karena itu, mengatasi ketimpangan menjadi prioritas yang harus segera diwujudkan.

Indikator Rasio Gini

Rasio Gini adalah indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Provinsi Lampung. Pada tahun 2022, Rasio Gini di Lampung tercatat sebesar 0,368, menunjukkan adanya penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 0,376. Penurunan ini menunjukkan adanya perbaikan dalam distribusi pendapatan di provinsi ini, meskipun masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk mencapai pemerataan yang lebih baik.

11. Kota dan Permukiman Berkelanjutan

Pertumbuhan kota yang pesat dan peningkatan urbanisasi memerlukan perhatian khusus untuk memastikan kehidupan perkotaan yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan. Kota dan permukiman yang berkelanjutan harus mampu menyediakan hunian yang layak, terjangkau, dan memiliki akses terhadap pelayanan dasar.

Indikator Persentase Rumah Tangga dengan Akses terhadap Hunian Layak

Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap hunian layak dan terjangkau merupakan salah satu indikator penting dalam menilai keberhasilan tujuan ini. Pada tahun 2022, sebesar 56,5% rumah tangga di Provinsi Lampung memiliki akses terhadap hunian yang layak dan terjangkau. Meskipun masih ada tantangan dalam meningkatkan angka ini, upaya terus dilakukan untuk memperbaiki kualitas perumahan dan memperluas akses bagi semua lapisan masyarakat.

12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab

Mendorong pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan merupakan bagian integral dari pembangunan berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk mengurangi jejak lingkungan negatif dan meningkatkan efisiensi sumber daya dalam seluruh siklus produksi dan konsumsi.

Indikator Pengelolaan Limbah

Pengelolaan limbah menjadi salah satu indikator kunci dalam mencapai tujuan ini. Pada tahun 2022, sekitar 65% limbah rumah tangga di Provinsi Lampung dikelola dengan cara yang ramah lingkungan. Peningkatan pengelolaan limbah ini menunjukkan adanya kesadaran yang lebih tinggi akan pentingnya lingkungan yang bersih dan sehat, serta upaya nyata dalam mengurangi dampak negatif dari kegiatan konsumsi dan produksi.

Melalui langkah-langkah konkret dan kolaboratif, Provinsi Lampung terus berupaya mencapai target-target pembangunan berkelanjutan dengan memastikan keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan.

13. Penanganan Perubahan Iklim

Upaya Mitigasi dan Adaptasi

Penanganan perubahan iklim merupakan salah satu tujuan penting dalam TPB yang berfokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca dan peningkatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. Di Provinsi Lampung, upaya mitigasi telah dilakukan melalui berbagai program, termasuk peningkatan efisiensi energi dan penggunaan energi terbarukan. Selain itu, program adaptasi seperti pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dan pelatihan masyarakat tentang ketahanan iklim telah diimplementasikan.

Data Emisi dan Dampaknya

Data menunjukkan bahwa emisi gas rumah kaca di Provinsi Lampung mengalami penurunan sebesar 5% dalam lima tahun terakhir, berkat program reboisasi dan penggunaan energi terbarukan yang meningkat. Namun, dampak perubahan iklim masih dirasakan, terutama di sektor pertanian yang sering terpengaruh oleh cuaca ekstrem. Oleh karena itu, upaya berkelanjutan dan kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk mencapai tujuan ini.

14. Ekosistem Lautan

Pelestarian Ekosistem Laut

Ekosistem lautan memegang peran penting dalam keberlanjutan lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat pesisir. Di Provinsi Lampung, pelestarian ekosistem lautan dilakukan melalui program konservasi dan rehabilitasi terumbu karang, mangrove, dan habitat laut lainnya. Inisiatif ini tidak hanya membantu menjaga keanekaragaman hayati, tetapi juga meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim dan meningkatkan sumber daya perikanan lokal.

Pengelolaan Berkelanjutan

Pengelolaan ekosistem laut yang berkelanjutan melibatkan kerjasama antara pemerintah, komunitas lokal, dan sektor swasta. Upaya ini termasuk penegakan hukum terhadap praktik penangkapan ikan yang merusak dan pengembangan zona konservasi laut. Data dari tahun 2023 menunjukkan peningkatan sebesar 10% dalam populasi ikan di kawasan konservasi, yang menjadi indikator positif dari upaya pelestarian yang dilakukan.

15. Ekosistem Daratan

Konservasi Hutan dan Keanekaragaman Hayati

Ekosistem daratan, terutama hutan, memainkan peran kunci dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan mitigasi perubahan iklim. Provinsi Lampung telah melaksanakan berbagai program konservasi hutan dan keanekaragaman hayati, termasuk reboisasi dan penegakan hukum terhadap penebangan liar. Program ini bertujuan untuk meningkatkan luas hutan lindung dan mengembalikan habitat bagi spesies langka dan terancam punah.

Restorasi Lahan dan Pemanfaatan Berkelanjutan

Selain konservasi, restorasi lahan yang terdegradasi juga menjadi fokus utama. Melalui pendekatan agroforestri dan praktik pertanian berkelanjutan, lahan yang sebelumnya terdegradasi telah dipulihkan dan kembali produktif. Data menunjukkan bahwa lebih dari 1.000 hektar lahan telah direstorasi sejak tahun 2020, memberikan manfaat ekologis dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Dengan melanjutkan upaya-upaya ini, Provinsi Lampung berkomitmen untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, memastikan bahwa keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud secara bersamaan.

16. Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Kuat

Mewujudkan Masyarakat yang Damai dan Inklusif

Pencapaian tujuan 16 bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang damai, adil, dan inklusif melalui pendekatan yang komprehensif dan transparan. Dalam konteks ini, penghapusan kekerasan, termasuk ancaman pembunuhan, kekerasan seksual, kekerasan terhadap anak, dan perdagangan manusia, menjadi prioritas utama. Selain itu, promosi supremasi hukum dan penguatan institusi di semua tingkatan diharapkan dapat memperkuat dasar perdamaian dan keadilan di masyarakat .

Indikator Proporsi Penduduk yang Menjadi Korban Kejahatan Kekerasan

Menurut laporan indikator TPB Provinsi Lampung, proporsi penduduk yang menjadi korban kejahatan kekerasan dalam 12 bulan terakhir menjadi salah satu tolok ukur penting. Kekerasan yang dimaksud mencakup penganiayaan, pencurian dengan kekerasan, dan pelecehan seksual. Data ini sangat krusial dalam memahami tingkat keamanan dan perlindungan yang tersedia bagi masyarakat .

17. Kemitraan untuk Mencapai Tujuan

Penguatan Kemitraan Global

Tujuan 17 berfokus pada penguatan kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan. Hal ini mencakup kerjasama antar negara, sektor swasta, dan organisasi masyarakat sipil dalam rangka mencapai target-target TPB. Kemitraan yang efektif diharapkan dapat mempercepat proses pembangunan dengan memanfaatkan sumber daya dan keahlian dari berbagai pihak .

Indikator Kapasitas Lembaga Demokrasi

Indeks Kapasitas Lembaga Demokrasi adalah salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan lembaga negara dalam mendukung proses demokrasi. Aspek ini mencakup tata kelola pemerintahan yang bebas dari korupsi, penegakan supremasi hukum, dan jaminan netralitas penyelenggaraan pemilu. Indeks ini menjadi tolok ukur penting dalam menilai kualitas demokrasi di suatu negara .

Dengan komitmen yang kuat dan kerja keras dari semua pihak, Provinsi Lampung optimis dapat mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2030. Sahabat Kadin mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus mendukung dan berpartisipasi dalam program-program yang ada demi mewujudkan Lampung yang lebih sejahtera dan berkelanjutan.

 

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *