Mewujudkan Lampung yang Lebih Baik: Mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Lampung berkomitmen untuk mencapai Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (TPB) atau Sustainable Development Goals (SDGs)
menjadi panduan utama dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan di
wilayah ini sebagai upaya mewujudkan kehidupan yang lebih baik bagi seluruh
masyarakatnya.
Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, Provinsi
Lampung telah menerapkan berbagai program dan kebijakan strategis. Sahabat
Kadin akan menguraikan lebih lanjut mengenai indikator pencapaian tujuan ini
serta strategi yang diambil untuk memastikan keberlanjutannya berdasarkan Indikator Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Tahun 2023 yang diterbitkan BPS Lampung Juli 2024.
1. Mengakhiri Kemiskinan
Kemiskinan masih menjadi tantangan signifikan di
berbagai wilayah di dunia, termasuk di Lampung. Berdasarkan data Badan Pusat
Statistik (BPS), persentase penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan
nasional di Lampung masih menunjukkan angka yang perlu perhatian serius.
Persentase Penduduk Miskin
Pada tahun 2023, persentase penduduk di Lampung
yang hidup di bawah garis kemiskinan adalah sebesar 12,34%. Angka ini
menunjukkan adanya peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, dimana persentase
kemiskinan tercatat sebesar 11,76%. Hal ini menandakan bahwa upaya untuk
mengurangi kemiskinan perlu ditingkatkan melalui program-program pemberdayaan
ekonomi yang lebih efektif.
Program Pengentasan
Kemiskinan
Pemerintah Provinsi Lampung telah meluncurkan
beberapa program untuk mengatasi kemiskinan. Salah satunya adalah program
bantuan sosial yang ditujukan untuk keluarga miskin. Selain itu, program
pemberdayaan ekonomi berbasis masyarakat seperti pelatihan keterampilan dan
bantuan modal usaha juga telah digencarkan untuk meningkatkan kemandirian
ekonomi masyarakat.
2. Menghilangkan Kelaparan
Tujuan kedua dari TPB adalah menghilangkan
kelaparan serta mencapai ketahanan pangan dan gizi yang baik. Provinsi Lampung
memiliki tantangan dalam memastikan setiap warganya memiliki akses terhadap
pangan yang berkualitas.
Prevalensi Ketidakcukupan
Konsumsi Pangan
Menurut BPS, prevalensi ketidakcukupan konsumsi
pangan di Lampung mencapai 8,5% pada tahun 2023. Prevalensi ini menunjukkan
persentase penduduk yang mengonsumsi pangan di bawah standar kecukupan energi
harian. Meski terjadi sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, angka
ini masih perlu ditekan lebih lanjut melalui upaya peningkatan akses pangan
yang merata.
Inisiatif Ketahanan Pangan
Untuk mengatasi masalah kelaparan, Lampung telah
memperkenalkan berbagai inisiatif ketahanan pangan. Diantaranya adalah program
peningkatan produktivitas pertanian melalui teknologi modern dan penyediaan
bibit unggul. Selain itu, program distribusi pangan yang lebih efisien juga
diimplementasikan untuk memastikan ketersediaan pangan di daerah-daerah
terpencil.
3. Menjamin Kehidupan
Sehat dan Sejahtera
Kehidupan sehat dan sejahtera merupakan salah
satu tujuan utama yang hendak dicapai pada tahun 2030. Tantangan besar dalam
mencapai tujuan ini adalah dampak dari pandemi Covid-19 yang telah mengganggu
akses masyarakat terhadap layanan kesehatan.
Indikator Kesehatan Ibu
dan Anak
Salah satu indikator penting dalam tujuan ini
adalah proporsi perempuan yang melahirkan dengan bantuan tenaga kesehatan
terlatih. Pada tahun 2023, sebanyak 92,5% perempuan di Lampung melahirkan
dengan bantuan tenaga kesehatan terlatih, menunjukkan peningkatan yang
signifikan dari tahun sebelumnya yang hanya 89,3%.
Program Kesehatan
Program-program kesehatan di Lampung difokuskan
pada peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan. Program Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) dan pembangunan fasilitas kesehatan di daerah-daerah
terpencil menjadi prioritas utama. Selain itu, kampanye kesehatan yang
melibatkan masyarakat juga gencar dilakukan untuk meningkatkan kesadaran akan
pentingnya hidup sehat.
4. Pendidikan Berkualitas
Menjamin Pendidikan yang
Inklusif dan Merata
Pendidikan berkualitas merupakan landasan utama
dalam pembangunan berkelanjutan. Di Provinsi Lampung, upaya untuk meningkatkan
akses dan mutu pendidikan terus dilakukan. Salah satu indikator keberhasilan
adalah peningkatan angka melek huruf penduduk berusia 15 tahun ke atas yang
mencapai 97,33% pada tahun 2023. Peningkatan ini menunjukkan adanya upaya yang
konsisten dalam menyediakan pendidikan yang inklusif dan merata bagi seluruh
masyarakat, tanpa memandang latar belakang sosial dan ekonomi.
Tantangan dalam Mewujudkan
Pendidikan Berkualitas
Namun demikian, tantangan masih ada. Disparitas
pendidikan antarwilayah di Lampung menjadi salah satu isu yang perlu diatasi.
Kabupaten Way Kanan, misalnya, memiliki angka melek huruf yang lebih rendah
dibandingkan daerah lain di provinsi ini. Oleh karena itu, diperlukan
pendekatan yang lebih spesifik dan terarah untuk memastikan bahwa semua anak di
Lampung mendapatkan akses yang sama terhadap pendidikan berkualitas.
5. Kesetaraan Gender
Peningkatan Peran
Perempuan dalam Posisi Manajerial
Kesetaraan gender merupakan elemen krusial dalam
mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Di Lampung, proporsi perempuan yang
menduduki posisi manajerial mengalami peningkatan dari 22,31% pada tahun 2015
menjadi 32,67% pada tahun 2023. Peningkatan ini mencerminkan adanya kemajuan
dalam pemberdayaan perempuan dan pengakuan atas kontribusi mereka dalam
berbagai sektor.
Mengatasi Tantangan
Kesetaraan Gender
Meski demikian, tantangan kesetaraan gender
masih perlu dihadapi. Salah satu isu utama adalah tingginya angka pernikahan
dini yang dapat menghambat perempuan untuk mengembangkan potensi mereka secara
maksimal. Menurut data, proporsi perempuan yang menikah sebelum usia 18 tahun
masih menjadi perhatian. Oleh karena itu, program-program yang mendukung
pendidikan dan pemberdayaan perempuan harus terus ditingkatkan untuk mencapai
kesetaraan gender yang sesungguhnya.
6. Air Bersih dan Sanitasi
Layak
Meningkatkan Akses
terhadap Air Bersih dan Sanitasi
Akses terhadap air bersih dan sanitasi layak
adalah hak fundamental bagi semua individu. Di Lampung, upaya untuk
meningkatkan akses ini dilakukan melalui berbagai program dan inisiatif. Pada
tahun 2023, persentase rumah tangga yang menggunakan layanan air minum yang
dikelola secara aman meningkat, menunjukkan adanya kemajuan dalam penyediaan
infrastruktur air bersih.
Tantangan dalam Penyediaan
Air Bersih dan Sanitasi
Namun, tantangan besar masih ada. Penyediaan air
bersih dan sanitasi yang merata di seluruh wilayah Lampung memerlukan investasi
yang signifikan dalam infrastruktur dan teknologi. Selain itu, perlu adanya
edukasi masyarakat mengenai pentingnya sanitasi yang baik untuk kesehatan dan
kesejahteraan. Dengan komitmen yang kuat dari pemerintah dan partisipasi aktif
masyarakat, tujuan ini diharapkan dapat tercapai dalam waktu yang lebih cepat.
7. Energi Bersih dan
Terjangkau
Pembangunan berkelanjutan di Provinsi Lampung
menitikberatkan pada peningkatan akses energi bersih dan terjangkau bagi
seluruh lapisan masyarakat. Tanpa adanya energi yang andal dan murah, upaya
pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan sosial tidak akan efektif.
Dalam rangka mewujudkan hal ini, penggunaan teknologi energi terbarukan yang
modern menjadi salah satu solusi utama.
Indikator Rasio
Elektrifikasi
Salah satu indikator penting dalam mencapai
tujuan ini adalah rasio elektrifikasi. Rasio elektrifikasi diukur dari
perbandingan jumlah pelanggan rumah tangga berlistrik dengan total jumlah rumah
tangga. Pada tahun 2022, rasio elektrifikasi di Provinsi Lampung mencapai
98,7%, menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.
Peningkatan ini merupakan hasil dari berbagai program pemerintah dalam
memperluas akses listrik, baik melalui jaringan PLN maupun inisiatif listrik
non-PLN seperti pemanfaatan energi terbarukan di daerah terpencil.
8. Pekerjaan Layak dan
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan
berkelanjutan adalah kunci untuk menciptakan lapangan kerja yang produktif dan
layak bagi semua. Di Provinsi Lampung, berbagai upaya telah dilakukan untuk
mencapai tujuan ini, termasuk peningkatan investasi dan pemberdayaan
sektor-sektor potensial seperti pariwisata.
Laju Pertumbuhan PDRB Per
Kapita
Laju pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) per kapita menjadi salah satu indikator utama dalam menilai kinerja
ekonomi daerah. Pada tahun 2023, laju pertumbuhan PDRB per kapita Provinsi
Lampung tercatat sebesar 3,34%, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Hal
ini dipengaruhi oleh pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 serta peningkatan
aktivitas ekonomi di berbagai sektor. Sektor pariwisata, misalnya, telah
menunjukkan pemulihan dengan peningkatan jumlah kunjungan wisatawan nusantara
yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah.
9. Industri, Inovasi, dan
Infrastruktur
Pembangunan infrastruktur yang tangguh,
peningkatan industrialisasi yang inklusif dan berkelanjutan, serta dorongan
inovasi merupakan aspek penting dalam tujuan ini. Infrastruktur yang baik akan
mendukung aktivitas bisnis dan masyarakat, sementara inovasi akan memperluas
kemampuan teknologi industri.
Proporsi Nilai Tambah
Sektor Industri Manufaktur terhadap PDB
Industri manufaktur memainkan peran penting
dalam perekonomian Provinsi Lampung. Proporsi nilai tambah sektor industri
manufaktur terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator
yang menunjukkan kontribusi sektor ini terhadap ekonomi daerah. Pada tahun
2023, nilai tambah sektor industri manufaktur menyumbang sekitar 12,5% terhadap
PDB Provinsi Lampung. Peningkatan nilai tambah ini mencerminkan adanya
perkembangan positif dalam sektor industri yang didorong oleh berbagai
kebijakan pemerintah dan investasi swasta.
Melalui penguatan sektor-sektor strategis dan
peningkatan inovasi, Provinsi Lampung diharapkan dapat mencapai pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, serta meningkatkan kesejahteraan
masyarakat secara keseluruhan.
10. Mengurangi Ketimpangan
Mengurangi ketimpangan, baik dalam satu negara
maupun antarnegara, adalah tujuan yang krusial dalam pembangunan berkelanjutan.
Ketimpangan yang tinggi dapat mengancam stabilitas sosial dan ekonomi, serta
menghambat penurunan kemiskinan. Oleh karena itu, mengatasi ketimpangan menjadi
prioritas yang harus segera diwujudkan.
Indikator Rasio Gini
Rasio Gini adalah indikator yang digunakan untuk
mengukur tingkat ketimpangan distribusi pendapatan di Provinsi Lampung. Pada
tahun 2022, Rasio Gini di Lampung tercatat sebesar 0,368, menunjukkan adanya
penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 0,376. Penurunan ini
menunjukkan adanya perbaikan dalam distribusi pendapatan di provinsi ini,
meskipun masih diperlukan upaya lebih lanjut untuk mencapai pemerataan yang
lebih baik.
11. Kota dan Permukiman
Berkelanjutan
Pertumbuhan kota yang pesat dan peningkatan
urbanisasi memerlukan perhatian khusus untuk memastikan kehidupan perkotaan
yang inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan. Kota dan permukiman yang
berkelanjutan harus mampu menyediakan hunian yang layak, terjangkau, dan
memiliki akses terhadap pelayanan dasar.
Indikator Persentase Rumah
Tangga dengan Akses terhadap Hunian Layak
Persentase rumah tangga yang memiliki akses
terhadap hunian layak dan terjangkau merupakan salah satu indikator penting
dalam menilai keberhasilan tujuan ini. Pada tahun 2022, sebesar 56,5% rumah
tangga di Provinsi Lampung memiliki akses terhadap hunian yang layak dan
terjangkau. Meskipun masih ada tantangan dalam meningkatkan angka ini, upaya
terus dilakukan untuk memperbaiki kualitas perumahan dan memperluas akses bagi
semua lapisan masyarakat.
12. Konsumsi dan Produksi
yang Bertanggung Jawab
Mendorong pola konsumsi dan produksi yang
berkelanjutan merupakan bagian integral dari pembangunan berkelanjutan. Hal ini
bertujuan untuk mengurangi jejak lingkungan negatif dan meningkatkan efisiensi
sumber daya dalam seluruh siklus produksi dan konsumsi.
Indikator Pengelolaan
Limbah
Pengelolaan limbah menjadi salah satu indikator
kunci dalam mencapai tujuan ini. Pada tahun 2022, sekitar 65% limbah rumah
tangga di Provinsi Lampung dikelola dengan cara yang ramah lingkungan.
Peningkatan pengelolaan limbah ini menunjukkan adanya kesadaran yang lebih
tinggi akan pentingnya lingkungan yang bersih dan sehat, serta upaya nyata
dalam mengurangi dampak negatif dari kegiatan konsumsi dan produksi.
Melalui langkah-langkah konkret dan kolaboratif,
Provinsi Lampung terus berupaya mencapai target-target pembangunan
berkelanjutan dengan memastikan keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan.
13. Penanganan Perubahan
Iklim
Upaya Mitigasi dan
Adaptasi
Penanganan perubahan iklim merupakan salah satu
tujuan penting dalam TPB yang berfokus pada pengurangan emisi gas rumah kaca
dan peningkatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim. Di Provinsi
Lampung, upaya mitigasi telah dilakukan melalui berbagai program, termasuk
peningkatan efisiensi energi dan penggunaan energi terbarukan. Selain itu,
program adaptasi seperti pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dan
pelatihan masyarakat tentang ketahanan iklim telah diimplementasikan.
Data Emisi dan Dampaknya
Data menunjukkan bahwa emisi gas rumah kaca di
Provinsi Lampung mengalami penurunan sebesar 5% dalam lima tahun terakhir,
berkat program reboisasi dan penggunaan energi terbarukan yang meningkat.
Namun, dampak perubahan iklim masih dirasakan, terutama di sektor pertanian
yang sering terpengaruh oleh cuaca ekstrem. Oleh karena itu, upaya
berkelanjutan dan kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk mencapai tujuan
ini.
14. Ekosistem Lautan
Pelestarian Ekosistem Laut
Ekosistem lautan memegang peran penting dalam
keberlanjutan lingkungan hidup dan kesejahteraan masyarakat pesisir. Di
Provinsi Lampung, pelestarian ekosistem lautan dilakukan melalui program
konservasi dan rehabilitasi terumbu karang, mangrove, dan habitat laut lainnya.
Inisiatif ini tidak hanya membantu menjaga keanekaragaman hayati, tetapi juga
meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim dan meningkatkan sumber daya
perikanan lokal.
Pengelolaan Berkelanjutan
Pengelolaan ekosistem laut yang berkelanjutan
melibatkan kerjasama antara pemerintah, komunitas lokal, dan sektor swasta.
Upaya ini termasuk penegakan hukum terhadap praktik penangkapan ikan yang
merusak dan pengembangan zona konservasi laut. Data dari tahun 2023 menunjukkan
peningkatan sebesar 10% dalam populasi ikan di kawasan konservasi, yang menjadi
indikator positif dari upaya pelestarian yang dilakukan.
15. Ekosistem Daratan
Konservasi Hutan dan
Keanekaragaman Hayati
Ekosistem daratan, terutama hutan, memainkan
peran kunci dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan mitigasi perubahan iklim.
Provinsi Lampung telah melaksanakan berbagai program konservasi hutan dan
keanekaragaman hayati, termasuk reboisasi dan penegakan hukum terhadap
penebangan liar. Program ini bertujuan untuk meningkatkan luas hutan lindung
dan mengembalikan habitat bagi spesies langka dan terancam punah.
Restorasi Lahan dan
Pemanfaatan Berkelanjutan
Selain konservasi, restorasi lahan yang
terdegradasi juga menjadi fokus utama. Melalui pendekatan agroforestri dan
praktik pertanian berkelanjutan, lahan yang sebelumnya terdegradasi telah
dipulihkan dan kembali produktif. Data menunjukkan bahwa lebih dari 1.000
hektar lahan telah direstorasi sejak tahun 2020, memberikan manfaat ekologis
dan ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Dengan melanjutkan upaya-upaya ini, Provinsi
Lampung berkomitmen untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan dalam
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, memastikan bahwa keberlanjutan lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat dapat terwujud secara bersamaan.
16. Perdamaian, Keadilan,
dan Kelembagaan yang Kuat
Mewujudkan Masyarakat yang
Damai dan Inklusif
Pencapaian tujuan 16 bertujuan untuk menciptakan
masyarakat yang damai, adil, dan inklusif melalui pendekatan yang komprehensif
dan transparan. Dalam konteks ini, penghapusan kekerasan, termasuk ancaman
pembunuhan, kekerasan seksual, kekerasan terhadap anak, dan perdagangan
manusia, menjadi prioritas utama. Selain itu, promosi supremasi hukum dan
penguatan institusi di semua tingkatan diharapkan dapat memperkuat dasar
perdamaian dan keadilan di masyarakat .
Indikator Proporsi
Penduduk yang Menjadi Korban Kejahatan Kekerasan
Menurut laporan indikator TPB Provinsi Lampung,
proporsi penduduk yang menjadi korban kejahatan kekerasan dalam 12 bulan
terakhir menjadi salah satu tolok ukur penting. Kekerasan yang dimaksud
mencakup penganiayaan, pencurian dengan kekerasan, dan pelecehan seksual. Data
ini sangat krusial dalam memahami tingkat keamanan dan perlindungan yang
tersedia bagi masyarakat .
17. Kemitraan untuk
Mencapai Tujuan
Penguatan Kemitraan Global
Tujuan 17 berfokus pada penguatan kemitraan
global untuk pembangunan berkelanjutan. Hal ini mencakup kerjasama antar
negara, sektor swasta, dan organisasi masyarakat sipil dalam rangka mencapai
target-target TPB. Kemitraan yang efektif diharapkan dapat mempercepat proses
pembangunan dengan memanfaatkan sumber daya dan keahlian dari berbagai pihak .
Indikator Kapasitas
Lembaga Demokrasi
Indeks Kapasitas Lembaga Demokrasi adalah salah
satu indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan lembaga negara dalam
mendukung proses demokrasi. Aspek ini mencakup tata kelola pemerintahan yang
bebas dari korupsi, penegakan supremasi hukum, dan jaminan netralitas
penyelenggaraan pemilu. Indeks ini menjadi tolok ukur penting dalam menilai
kualitas demokrasi di suatu negara .
Dengan komitmen yang kuat dan kerja keras dari
semua pihak, Provinsi Lampung optimis dapat mencapai Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan pada tahun 2030. Sahabat Kadin mengajak seluruh elemen masyarakat
untuk terus mendukung dan berpartisipasi dalam program-program yang ada demi
mewujudkan Lampung yang lebih sejahtera dan berkelanjutan.