Jumat, 07 Juni 2024

Lampung dalam Angka: Inflasi, Ekspor-Impor, dan Perkembangan Pariwisata

 


Pembukaan

Provinsi Lampung kembali menunjukkan dinamika ekonomi yang menarik di bulan Mei 2024. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, inflasi mengalami peningkatan tahunan sebesar 3,09%. Sementara itu, sektor ekspor dan impor juga memperlihatkan tren yang beragam, serta pariwisata yang masih terus berjuang untuk pulih dari dampak pandemi. Artikel ini akan mengulas secara mendalam perkembangan inflasi, ekspor-impor, dan sektor pariwisata di Provinsi Lampung berdasarkan data terbaru.

Dalam situasi ekonomi yang terus berfluktuasi, pemahaman mendalam tentang perubahan inflasi, kinerja ekspor-impor, dan kondisi pariwisata sangat penting bagi para pelaku usaha dan masyarakat. Data yang disajikan oleh BPS Lampung memberikan gambaran yang jelas mengenai tren ekonomi yang terjadi di wilayah ini. Berikut ulasan mendalam terkait ketiga aspek tersebut.

Inflasi di Provinsi Lampung

Berdasarkan laporan BPS, inflasi di Provinsi Lampung pada Mei 2024 mencapai 3,09% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Komponen utama yang memberikan kontribusi terbesar terhadap inflasi ini adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mencatat inflasi sebesar 7,22% (year-on-year). Komoditas seperti gula pasir dan kopi bubuk menjadi penyumbang utama kenaikan harga dalam kelompok ini.

Secara bulanan, inflasi Mei 2024 terhadap April 2024 tercatat sebesar 0,08%. Kategori penyediaan makanan dan minuman/restoran mengalami peningkatan terbesar dengan kenaikan sebesar 0,22% yang berkontribusi sebesar 0,02% terhadap inflasi bulanan. Sebaliknya, sektor kesehatan dan transportasi justru mengalami deflasi, masing-masing sebesar -0,98% dan -0,49%, yang membantu menahan laju inflasi lebih lanjut.

Perkembangan Ekspor dan Impor

Perdagangan internasional Provinsi Lampung pada April 2024 menunjukkan penurunan ekspor sebesar 15,18% dibandingkan bulan sebelumnya, dengan total nilai ekspor mencapai USD 331,77 juta. Penurunan ini terutama disebabkan oleh menurunnya ekspor lemak dan minyak hewan/nabati serta bahan bakar mineral. Amerika Serikat, India, dan Tiongkok tetap menjadi pasar utama bagi produk ekspor Lampung.

Impor, di sisi lain, mengalami penurunan sebesar 28,21% month-to-month, dengan total nilai impor mencapai USD 238,22 juta pada April 2024. Impor gula dan kembang gula mencatat peningkatan yang signifikan sebesar 166,96%, menjadikannya komoditas impor terbesar dengan kontribusi sebesar 39,91% dari total impor bulan April. Negara asal impor terbesar adalah Brazil, Nigeria, dan Australia, dengan Brazil menjadi yang terbesar dengan nilai impor mencapai USD 102,65 juta.

Sektor Pariwisata: Tingkat Penghunian Kamar dan Jumlah Tamu

Sektor pariwisata di Provinsi Lampung masih menunjukkan ketidakstabilan. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada April 2024 tercatat sebesar 39,20%, mengalami penurunan sebesar 6,80 poin dibandingkan dengan April 2023. Meski begitu, dibandingkan bulan sebelumnya (Maret 2024), terjadi peningkatan sebesar 2,46 poin.

Jumlah tamu menginap di hotel berbintang pada April 2024 mencapai 67.116 orang, meningkat 22,03% dibandingkan Maret 2024. Peningkatan terbesar terjadi pada hotel bintang 3 dan hotel bintang 4 & 5, yang mencatat peningkatan jumlah tamu masing-masing sebesar 24,50% dan 27,70%. Sementara itu, hotel bintang 1 & 2 justru mengalami penurunan jumlah tamu sebesar 8,92%.

Perkembangan Transportasi

Transportasi di Provinsi Lampung juga mengalami perubahan signifikan pada April 2024. Angkutan kereta api menunjukkan peningkatan dengan jumlah penumpang mencapai 2,32 juta orang, naik 2,89% dibandingkan bulan sebelumnya dan 17,06% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah barang yang diangkut melalui kereta api juga meningkat menjadi 72,51 juta ton, naik 12,37% month-to-month dan 29,74% year-on-year.

Sektor angkutan laut juga mencatat pertumbuhan. Jumlah penumpang kapal laut mencapai 119 ribu orang, meningkat 277,80% dibandingkan bulan sebelumnya dan 25,37% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, volume barang yang diangkut menurun sebesar 2,68% month-to-month meski mengalami peningkatan 16,20% year-on-year.

Perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Lampung pada Mei 2024 menunjukkan peningkatan di sebagian besar subsektor. Secara umum, NTP naik sebesar 2,08% dibandingkan bulan sebelumnya, mencapai angka 121,79. Subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan tertinggi dengan 4,24%, diikuti oleh hortikultura yang naik 2,41%. Sementara itu, subsektor perikanan tangkap mengalami penurunan NTP sebesar 2,53%.

Perubahan ini menunjukkan bahwa meskipun ada beberapa tantangan, petani di Lampung umumnya mendapatkan harga yang lebih baik untuk produk mereka dibandingkan dengan biaya yang mereka keluarkan, terutama di subsektor perkebunan dan hortikultura. Hal ini menjadi indikator positif bagi kesejahteraan petani di wilayah tersebut.

Perkembangan Harga Gabah dan Beras

Harga gabah di tingkat petani menunjukkan fluktuasi pada bulan Mei 2024. Harga tertinggi untuk gabah kering panen (GKP) varietas Ciherang tercatat di Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan sebesar Rp5.500 per kilogram. Sementara itu, harga terendah untuk varietas yang sama di Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan adalah Rp4.500 per kilogram.

Harga beras di penggilingan juga mengalami penurunan. Beras premium turun sebesar 2,22% menjadi Rp13.038 per kilogram, sedangkan beras medium turun 5,43% menjadi Rp11.500 per kilogram. Penurunan ini dapat memberikan dampak positif bagi konsumen, meskipun petani perlu menyesuaikan strategi penjualan mereka agar tetap mendapatkan keuntungan yang optimal.

Kesimpulan

Data statistik terbaru dari BPS Provinsi Lampung menunjukkan berbagai dinamika ekonomi yang mempengaruhi inflasi, ekspor-impor, dan sektor pariwisata. Inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga makanan, minuman, dan tembakau mempengaruhi daya beli masyarakat. Di sisi lain, penurunan nilai ekspor dan impor menunjukkan adanya tantangan di sektor perdagangan internasional. Sementara itu, sektor pariwisata yang mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan diharapkan dapat terus meningkat seiring dengan berbagai upaya promosi dan peningkatan kualitas layanan.

Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai kondisi ekonomi yang sedang berlangsung, para pelaku usaha dan masyarakat diharapkan dapat merencanakan strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada. Data dari BPS Lampung menjadi sumber informasi yang berharga untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik di masa depan.

 

Postingan Terkait

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *