Lampung dalam Angka: Inflasi, Ekspor-Impor, dan Perkembangan Pariwisata
Pembukaan
Provinsi Lampung kembali menunjukkan dinamika
ekonomi yang menarik di bulan Mei 2024. Berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) Provinsi Lampung, inflasi mengalami peningkatan tahunan sebesar
3,09%. Sementara itu, sektor ekspor dan impor juga memperlihatkan tren yang
beragam, serta pariwisata yang masih terus berjuang untuk pulih dari dampak
pandemi. Artikel ini akan mengulas secara mendalam perkembangan inflasi,
ekspor-impor, dan sektor pariwisata di Provinsi Lampung berdasarkan data
terbaru.
Dalam situasi ekonomi yang terus berfluktuasi,
pemahaman mendalam tentang perubahan inflasi, kinerja ekspor-impor, dan kondisi
pariwisata sangat penting bagi para pelaku usaha dan masyarakat. Data yang
disajikan oleh BPS Lampung memberikan gambaran yang jelas mengenai tren ekonomi
yang terjadi di wilayah ini. Berikut ulasan mendalam terkait ketiga aspek
tersebut.
Inflasi di Provinsi
Lampung
Berdasarkan laporan BPS, inflasi di Provinsi
Lampung pada Mei 2024 mencapai 3,09% dibandingkan dengan periode yang sama
tahun sebelumnya. Komponen utama yang memberikan kontribusi terbesar terhadap
inflasi ini adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang mencatat
inflasi sebesar 7,22% (year-on-year). Komoditas seperti gula pasir dan kopi
bubuk menjadi penyumbang utama kenaikan harga dalam kelompok ini.
Secara bulanan, inflasi Mei 2024 terhadap April
2024 tercatat sebesar 0,08%. Kategori penyediaan makanan dan minuman/restoran
mengalami peningkatan terbesar dengan kenaikan sebesar 0,22% yang berkontribusi
sebesar 0,02% terhadap inflasi bulanan. Sebaliknya, sektor kesehatan dan
transportasi justru mengalami deflasi, masing-masing sebesar -0,98% dan -0,49%,
yang membantu menahan laju inflasi lebih lanjut.
Perkembangan Ekspor dan
Impor
Perdagangan internasional Provinsi Lampung pada
April 2024 menunjukkan penurunan ekspor sebesar 15,18% dibandingkan bulan
sebelumnya, dengan total nilai ekspor mencapai USD 331,77 juta. Penurunan ini
terutama disebabkan oleh menurunnya ekspor lemak dan minyak hewan/nabati serta
bahan bakar mineral. Amerika Serikat, India, dan Tiongkok tetap menjadi pasar
utama bagi produk ekspor Lampung.
Impor, di sisi lain, mengalami penurunan sebesar
28,21% month-to-month, dengan total nilai impor mencapai USD 238,22 juta pada
April 2024. Impor gula dan kembang gula mencatat peningkatan yang signifikan
sebesar 166,96%, menjadikannya komoditas impor terbesar dengan kontribusi
sebesar 39,91% dari total impor bulan April. Negara asal impor terbesar adalah
Brazil, Nigeria, dan Australia, dengan Brazil menjadi yang terbesar dengan
nilai impor mencapai USD 102,65 juta.
Sektor Pariwisata: Tingkat
Penghunian Kamar dan Jumlah Tamu
Sektor pariwisata di Provinsi Lampung masih
menunjukkan ketidakstabilan. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang
pada April 2024 tercatat sebesar 39,20%, mengalami penurunan sebesar 6,80 poin
dibandingkan dengan April 2023. Meski begitu, dibandingkan bulan sebelumnya
(Maret 2024), terjadi peningkatan sebesar 2,46 poin.
Jumlah tamu menginap di hotel berbintang pada
April 2024 mencapai 67.116 orang, meningkat 22,03% dibandingkan Maret 2024.
Peningkatan terbesar terjadi pada hotel bintang 3 dan hotel bintang 4 & 5,
yang mencatat peningkatan jumlah tamu masing-masing sebesar 24,50% dan 27,70%.
Sementara itu, hotel bintang 1 & 2 justru mengalami penurunan jumlah tamu
sebesar 8,92%.
Perkembangan Transportasi
Transportasi di Provinsi Lampung juga mengalami
perubahan signifikan pada April 2024. Angkutan kereta api menunjukkan
peningkatan dengan jumlah penumpang mencapai 2,32 juta orang, naik 2,89%
dibandingkan bulan sebelumnya dan 17,06% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah
barang yang diangkut melalui kereta api juga meningkat menjadi 72,51 juta ton,
naik 12,37% month-to-month dan 29,74% year-on-year.
Sektor angkutan laut juga mencatat pertumbuhan.
Jumlah penumpang kapal laut mencapai 119 ribu orang, meningkat 277,80%
dibandingkan bulan sebelumnya dan 25,37% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun,
volume barang yang diangkut menurun sebesar 2,68% month-to-month meski
mengalami peningkatan 16,20% year-on-year.
Perkembangan Nilai Tukar
Petani (NTP)
Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Lampung
pada Mei 2024 menunjukkan peningkatan di sebagian besar subsektor. Secara umum,
NTP naik sebesar 2,08% dibandingkan bulan sebelumnya, mencapai angka 121,79.
Subsektor tanaman perkebunan rakyat mengalami kenaikan tertinggi dengan 4,24%,
diikuti oleh hortikultura yang naik 2,41%. Sementara itu, subsektor perikanan
tangkap mengalami penurunan NTP sebesar 2,53%.
Perubahan ini menunjukkan bahwa meskipun ada
beberapa tantangan, petani di Lampung umumnya mendapatkan harga yang lebih baik
untuk produk mereka dibandingkan dengan biaya yang mereka keluarkan, terutama
di subsektor perkebunan dan hortikultura. Hal ini menjadi indikator positif
bagi kesejahteraan petani di wilayah tersebut.
Perkembangan Harga Gabah
dan Beras
Harga gabah di tingkat petani menunjukkan
fluktuasi pada bulan Mei 2024. Harga tertinggi untuk gabah kering panen (GKP)
varietas Ciherang tercatat di Kecamatan Palas, Kabupaten Lampung Selatan
sebesar Rp5.500 per kilogram. Sementara itu, harga terendah untuk varietas yang
sama di Kecamatan Penengahan, Kabupaten Lampung Selatan adalah Rp4.500 per
kilogram.
Harga beras di penggilingan juga mengalami
penurunan. Beras premium turun sebesar 2,22% menjadi Rp13.038 per kilogram,
sedangkan beras medium turun 5,43% menjadi Rp11.500 per kilogram. Penurunan ini
dapat memberikan dampak positif bagi konsumen, meskipun petani perlu
menyesuaikan strategi penjualan mereka agar tetap mendapatkan keuntungan yang
optimal.
Kesimpulan
Data statistik terbaru dari BPS Provinsi Lampung
menunjukkan berbagai dinamika ekonomi yang mempengaruhi inflasi, ekspor-impor,
dan sektor pariwisata. Inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga makanan,
minuman, dan tembakau mempengaruhi daya beli masyarakat. Di sisi lain,
penurunan nilai ekspor dan impor menunjukkan adanya tantangan di sektor
perdagangan internasional. Sementara itu, sektor pariwisata yang mulai
menunjukkan tanda-tanda pemulihan diharapkan dapat terus meningkat seiring
dengan berbagai upaya promosi dan peningkatan kualitas layanan.
Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai
kondisi ekonomi yang sedang berlangsung, para pelaku usaha dan masyarakat
diharapkan dapat merencanakan strategi yang tepat untuk menghadapi tantangan
dan memanfaatkan peluang yang ada. Data dari BPS Lampung menjadi sumber
informasi yang berharga untuk mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik
di masa depan.